pemuda harapan bangsa


Hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat ini.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.
Dengan membangun kesadaran itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berfikir, Menulis, Berkaya



Meminjam kata-kata albert enstein “I’m exist because of thinking” saya ada karena berfikir. Kata-kata tersebut menginspirasi kepada siapa saja yang ingin diakui keberadaannya, termasuk saya,penulis. Albert si jenius telah wafat ribuan tahun yang lalu akan tetapi keberadaannya masih di akui secara mendunia sampai sekarang. buktinya hampir semua orang menggunakan rumus atau hasil-hasil dari pemikirannya so, Berfikir menjadikan manusia tetap ada dan diakui keberadaanya.
Dalam kimia, adanya reaksi disebabkan adanya aksi, betul? Maka setiap orang akan berfikir (reaksi) ketika mendapatkan rangsangan baik dari luar ataupun dari dalam diri.  Adanya event (aksi) seperti ini tentu menstimulate atau merangsang untuk terus berfikir, berfikir dan berfikir. Dalam kurun 5 hari saya tertuntut untuk berfikir dari berbagai perspektif berbagai ilmu, sungguh berasa dalam kursus singkat yang dapat mengatur dan menggali memori kontemporer saya. Diriku terdidik dalam event seperti ini untuk lebih berfikir up to date.
Mahasiswa berkarya adalah mahasiswa yang eksis, dikenal intelektual karena pemikirannya melalui tulisan, bukan dari kekuatan otot melainkan kekuatan otak. Bukan dari mobil mewah melainkan pemikiran yang brilliant. Dengan menulis kita pasti menghasilkan sebuah karya. Maka Event seperti ini sangatlah meangapresiasi mahasiswa untuk terus berfikir menghasilkan karya, dan merupakan tempat tukar pikiran. Bukan dari sisi perlombaan ataupun hadiah tetapi sisi esensi dari menulis itu sendiri.
Haram untuk stop, Wajib hukumnya untuk dilanjut dan ditumbuhkembangkan ke lingkup yang lebih luas tidak hanya mahasiswa universitas terbaik UMY saja tetapi mahasiswa dan civitas universitas universitas  sejogja bahkan ke seluruh penjuru nusantara maka baik secara langsung maupu tidak langsung membangun komunitas intelektual Indonesia dari krisis budaya menulis.

Budaya Pembobrok Mahasiswa


 
“Yang muda yang gaul, kalau gak gaul namanya nggak pemuda”, slogan ini telah menjamur di dikalangan pemuda terutama kalangan muda Mahasiswa. Mahasiswa harus mengikuti mode fashion yang ter up to date, tontonan mahasiswa harus yang ke barat-baratan yang melenakan mereka kepada hal hal yang serba instan dan happy. Fakta fakta seperti inilah yang telah mengakar pada mindset sebagian besar mahasiswa.  
Budaya hedonis menjadi parasit yang membahayakan ketika menjadi pandangan hidup. kesenangan akan duniawi yang sesaat dan kenikmatan hawa nafsu adalah tujuan hidup. dari benih benih inilah yang kemudian menjadi cikal bakal korupsi karena tuntutan 4TA (hartTA, tahTA,  WaniTA, cinTA) dengan menghalalkan segala cara. Lebih parahnya lagi menjadikan para mahasiswa mempunyai gaya hidup bertelanjang, mengumbar auratnya tanpa rasa malu dan bangga dengan gaya yang seperti itu. Hedonisme membuat rusak para generasi muda mahasiswa.  Moderenisasi yang muncul dan arus deras globalisasi tanpa adanya pengawasn yang ketat telah mengubur cita dan asa para pemuda intelektual bangsa yang mendambakan perubahan.
Mahasiswa hari ini juga semakin jauh dengan buku-buku kritis. Buku-buku komik, nge Game, nonton movie sekarang yang mendominasi kesibukan mahasiswa. Malah lebih parah lagi, Kalaupun ada sebagian kecil mahasiswa yang berdiskusi tentang apa yang terjadi tentang Negara sekarang, atau membahas hal yang berbau ilmiah maka yang sebagian kecil inilah yang dianggap asing, tersingkir, dan kadang di cap sebagai pemberontak.
Seakan karakter mahasiswa sebagai pemuda yang intelektual telah berubah menjadi status saja. Eksistensi mahasiswa hanya dihargai sebatas kepemilikan dan status semata. Semua berubah dari apa yang telah mahasiswa torehkan di bumi pertiwi pada masa silam. Mahasiswa sebagai agent of change dan sebagai control social sekarang telah kehilangan tugas dan tujuannya tidak tahu akan esensi pemuda yang berintelektual.
Berpola pikir bahwasannya masih ada hari esok yang mesti harus dipersiapkan demi masa depan yang akan datang supaya lebih baik lagi dengan berbudaya hidup sedehana, bermaksud mau menunda kesenangan sesaat untuk kesenangan abadi adalah cara penjagaan diri dari bahaya hedonisme karena semuanya bersumber dari pribadi masing-masing individu. Yang mampu merubah diri kita adalah diri kita sendiri bukan pada orang lain. Mari berefleksi !!!
 

Dimanakah HAM ku?



Kita semua tahu, karena media massa baik media cetak ataupun media elektronik telah menyiarkan adanya ketimpangan hukum atas Hak asasi manusia atau biasa dikenal HAM. Apakah HAM itu? Hak dasar secara kodrati yang melekat pada diri manusia secara umum dan langgeng. Jika kita refleksikan Sebuah bangsa bisa ditentukan dengan seberapa besar bangsa tersebut menaruh penghormatan dan menjujung tinggi kepada manusia dan kemanusiaan. Akan tetapi sagat disayangkan, tidak sperti apa yang telah digembar gemborkan para pejuang HAM pendahulu, justru titik balik dari penyelenwengan bakan sampai pelanggaran HAM terjadi akhir-akhir ini. Beragam kasus pelanggaran HAM terjadi di sejumlah tanah bumi pertiwi, mulai dari dahulu sampai sekarang, menunjukkan manusia dan kemanusiaan hanya dipandang sebatas hanya pelaku kehidupan tanpa mempunyai arti. Harkat martabat manusia masih sangat jauh dari tingkat kemuliaan, kehormatan hanyalah sekedar kapas, bahkan nyawa manusia teramat sangat murah.
Masyarakat dengan jelas dapat melihat yang terjadi akhir-akhir ini tentang kasus penembakan di sape pelabuhan penyebrangan bima, berawal dari aspirasi rakyat tentang pencabutan SK (surat keputusan) Bupati bima atas pemberian izin PT. Sumber Mineral Nusantara, massa menduduki pelabuhan sape Bima, yang merupakan lalu lintas penyebrangan di bima, kemudian dilakukan penegakan hukum untuk pembebasan pelabuhan. Akan tetapi polisi dengan membabi buta menembaki kerumunan massa yang menduduki pelabuhan tersebut. Polisi yang bersenjata lengkap versus rakyat sipil bersnjata ala kadarnya demi penyelamatan diri terjadi pada waktu itu, akibatnya mengakibatkan nyawa warga melayang begitu saja dan puluhan korban luka berat berjatuhan.
Slogan polisi “mengayomi, melindungi dan melayani” hanyalah sekadar buaian, slogan yang mencitrakan polisi adalah peduli kepada masyarakat, tetapi realnya nol besar, karena rasa aman nyaman hanyalah harapan dan harapan belaka. Dari kasus bima kemudian kasus kekejian yang terungkap tentang peristiwa Mesuji, lampung dan terakhir tentang AAL anak penemu sandal butut yang kemudian menjadi tersangka pencuri sandal anggota polisi adalah bukti bukti keterpihakan aparat kepada dirinya sendiri dan juga keterpihakan pihak berwenang kepada orang atau perusahaan yang “berfulus” atau banyak uang.

Pertanian dan tehnologi


 
                Perubahan zaman terjadi setiap waktu bahkan setiap detik dan juga perubahan tersebut sangatlah cepat waktunya. Tanpa kita sadari hal itu terjadi begitu saja, dan tentunya setiap perbedaan zaman mempunyai perbedaan dalam menjalankannya demi keterlangsungan hidup manusia.
                Sejarah telah mencatat dunia mengalami era yang berbeda: era agraris, era industry, yang mempunyai keterkaitan satu dengan lainnya
Era agraris adalah masa sebelum tahun 1492, dalam era ini siapa saja yang mempunyai lahan pertanian yang banyak dialah yang dianggap kaya, karena dalam era ini manusia sangat bergantung pada sumber daya alam. Hasil pertanian yang mejadi dambaan setiap manusia pada waktu itu untuk bertahan hidup.
Kemudian setelah tahun 1492 muncul revolusi industry sejak di temukan mesin uap pertama kali, dan seiring berjalannya waktu, mesin-mesin tersebut digunakan untuk mempercepat proses produksi pertanian, sehingga bahan ataupun hasil dari pertanian dapat dengan cepat sampai ke tangan konsumen. Masih banyak tehnologi yang ditemukan demi pencapaian pertanian yang maksimal, terlebih pada akhir-akhir ini, dunia dihadapkan pada global warming (pemanasan global) mengakibatkan cuaca yang tidak menentu maka Tehnologi sangat membantu pertanian, salah satu contohnya adalah penemuan pendeteksi hujan oleh mahasiswa tehnik universitas terbaik UMY (universitas muhammadyah Yogyakarta), baik langsung ataupun tidak langsung tehnologi ini sangat membantu dalam proses produksi pertanian, dalam proses penjemuran padi, ataupun proses panen padi, bisa dibayangkan ketika padi yang hampir kering tapi tiba tiba hujan dengan intensitas tinggi mengguyur padi tersebut maka kerugian lah yang akan petani tanggung. Jadi adanya tehnologi seperti inilah sangat membantu para petani untuk memaksimalkan produknya dengan waktu yang singkat.
Juga pemaksimalan produk pertanian harus di tingkatkan seiring pembangunan yang semakin pesat seperti ini. Perubahan alih fungsi lahan dari pertanian menjadi gedung-gedung menjadikan hasil pertanian tidak seimbang dengan kebutuhan akan hasil pertanian. Secara analogi ketika kebutuhan meningakt haruslah hasil produksi ditingkatkan akan tetapi tidak pada pertanian. Lahan pertanian semakin sempit mengakibatkan hasil produksi juga sedikit maka dari itu tehnologi hadir untuk memenuhi kebutuhan hasil produksi yang terus meningkat.